Rabu, 31 Juli 2013

Mandalawangi, Gede-Pangrango

Gunung Gede Pangrango. Ya, salah satu gunung yang paling sering didaki oleh para penikmat alam Negeri Merah Putih ini. Apa alasannya? Tentu berbeda dari masing-masing orang, namun bisa saya pastikan, kurang lebih adalah pengen ke Mandalawangi. Tempat apa itu? Nah, sebelum saya cerita nih tentang Mandalawangi, wajib tau dulu tentang gunung Gede Pangrango. Cekidot!


Sekilas Tentang Gede-Pangrango

Sebut saja GP, agar kita lebih akrab dengannya. Gunung Gede (2958 mdpl)  dan Pangrango (3019 mdpl) terletak di tiga kabupaten di Jawa Barat, yakni Bogor, Cianjur, dan Sukabumi. Kamu tahu? GP ini merupakan salah satu Taman Nasional di pulau Jawa. Benar saja, karena keeksotisan alamnya sangat mampu menjaga mata kita untuk tidak berkedip.
Di kawasan TNGGP, pengunjung dapat melihat dan menikmati air terjun, telaga kecil, sungai yang mengalir deras, dan kekayaan keanekaragaman hayati di hutan pegunungan rendah atau kesunyian dari hutan pegunungan yang rapuh. Bagi siapa yang ingin mendaki ke puncak, akan disuguhi pemandangan menakjubkan dari kawah-kawah semi aktif dengan keperkasaan dinding-dinding kawah, atau menikmati kelembutan dari rerumputan pegunungan. Pokoknya sangar-sangar deh pemandangannya, dan yang paling paling pualing diincar ketika seseorang berniat untuk berkunjung ke tempat ini, tidak lain dan tidak bukan adalah alun-alun Surya Kencana (di gunung Gede) dan Mandalawangi (di gunung Pangrango). Yup, kedua tempat ini merupakan hamparan luas yang dipenuhi oleh tanaman keren nan menawan, yaitu Edelweis.
Inilah yang menyebabkan Taman Nasional Gunung GP ini menjadi sangat diminati, sampai-sampai pendakiannya pun di beri kuota, yaitu 600 orang per malamnya dengan rincian 300 untuk jalur Cibodas, 200 untuk jalur Gunung Putri, dan 100 untuk jalur Selabintana. Kebijakan ini tentunya dibuat demi menjaga kelestarian alam kawasan tersebut.


How To Go There?
Oke, sebelum kita benar-benar siap berangkat untuk pendakian, jangan lupa bahwa untuk pendakian di kawasan TNGGP ini haruslah melalui booking terlebih dahulu, minimal h-30 sebelum pendakian, dan maksimal h-3 sebelum pendakian. Carane booking pie mas?

Untuk tata caranya adalah sebagai berikut:
1. Sebelum melakukan booking online calon pendaki dapat melihat langsung jumlah kuota yang masih kosong untuk pendakian ke Taman Nasional Gunung Gede Pangrango pada kolom Data di http://booking.gedepangrango.org/
2. Apabila tanggal pendakian yang diinginkan masih tersedia, calon pendaki mengisi form booking online yang dapat di download di www.gedepangrango.org (pada kolom unduh) atau klik disini
3. Calon pendaki melakukan transfer uang panjar minimal Rp. 50.000,- atau 30% dari nilai booking ke Bank BNI cabang Cipanas dengan nomor rekening 0166515251 atas nama Tati Sumiati (Bendahara PNBP Balai Besar TNGGP)
4. Uang yang sudah masuk tidak dapat ditarik kembali apabila booking dibatalkan oleh calaon pendaki
5. Calon pendaki mengirimkan email ke booking@gedepangrango.org dengan melampirkan :
    a. Form booking online yang telah terisi lengkap dan benar
    b. Kartu identitas yang masih berlaku, minimal ketua rombongan, untuk anggota dapat menyusul pada saat pengambilan SIMAKSI di Kantor Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango
    c. Bukti transfer ke nomor rekening tersebut diatas
6. Email dari calon pendaki akan divalidasi apakah booking diterima atau ditolak oleh petugas booking online 1 x 24 jam dengan email balasan ke alamat email calon pendaki
7. Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango berhak menolak booking online dari calon pendakiapabila persyaratan seperti diatas tidak lengkap
8. Bersedia untuk mentaati seluruh peraturan (kewajiban, larangan dan lainnya) tentang pendakian yang  ditetapkan oleh Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango
9. Tentang pembayaran pendampingan dilakukan secara langsung pada saat pengambilan SIMAKSI di Kantor Balai Besar Taman.

Nah, udah siap? Baiklah, berikutnya jalur pendakiannya mana aja?
Untuk pendakian GP ini, ada 3 jalur pendakian yang bisa kita pilih, yaitu jalur Cibodas, Gunung Putri, dan Selabintana. Dan yang paling favorit yaitu jalur Cibodas.
Untuk menuju ke lokasi, bisa menggunakan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum seperti bus. Jika kita naik bus, jurusan Bandung, nanti turun di pertigaan Cibodas, disambung dengan mobil angkutan kecil ke Kebun Raya Cibodas.Di sekitar Kebun Raya Cibodas terdapat tempat parkir yang luas, banyak terdapat pedagang makanan dan oleh-oleh di sepanjang jalan. Ada juga lokasi untuk berkemah di dekat kantor Taman Nasional. Lebatnya hutan tropis di lereng gunung Gede-Pangrango ini sudah terasa di Cibodas, namun suasana hutannya terpotong oleh padang golf yang sangat luas hingga ke arah puncak gunung pangrango.

Oiya, tadi ane janji mau cerita tentang Mandalawangi kan? Oke, berikut liputannya ~


Mandalawangi
Masih di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, dimana kamu bisa menemukan satu lagi padang Edelweis dengan panorama yang indah. Alun-alun Mandalawangi terletak di Gunung Pangrango, sekitar 2-2,5 jam dari Kandang Badak yang merupakan titik temu Puncak Gede dan Gunung Pangrango.
Karena terletak lebih tinggi dari puncak Gunung Gede, Edelweis di Alun-alun Mandalawangi lebih rimbun dan ukuran bunganya lebih besar. Walaupun luasnya tak sebanding dengan Alun-alun Surya Kencana.
Satu nilai lebih yang ditawarkan Alun-alun Mandalawangi adalah panoramanya yang indah. Jika cuaca sedang cerah, kamu bisa melihat kawah Gunung Gede yang berada di bawahnya. Tak hanya itu, kamu juga bisa menikmati rimbunnya Edelweis sambil memandang megahnya Gunung Salak.
Kamu tau Soe Hok Gie, kan? Yap, dia punya puisi yang sangat dalam tentang Mandalawangi ini. Penasaran?


Mandalawangi Pangrango
Soe Hok Gie

Senja ini, ketika matahari turun kedalam jurang-jurangmu
aku datang kembali
kedalam ribaanmu, dalam sepimu dan dalam dinginmu
walaupun setiap orang berbicara tentang manfaat dan guna
aku bicara padamu tentang cinta dan keindahan
dan aku terima kau dalam keberadaanmu
seperti kau terima daku

aku cinta padamu, Pangrango yang dingin dan sepi
sungaimu adalah nyanyian keabadian tentang tiada
hutanmu adalah misteri segala
cintamu dan cintaku adalah kebisuan semesta

malam itu ketika dingin dan kebisuan menyelimuti Mandalawangi Kau datang kembali
Dan bicara padaku tentang kehampaan semua

“hidup adalah soal keberanian, menghadapi yang tanda tanya “tanpa kita mengerti, tanpa kita bisa menawar
‘terimalah dan hadapilah

dan antara ransel-ransel kosong dan api unggun yang membara
aku terima ini semua
melampaui batas-batas hutanmu, melampaui batas-batas jurangmu

aku cinta padamu Pangrango
karena aku cinta pada keberanian hidup

0 komentar:

Posting Komentar